Minggu, 24 Maret 2013

FINANCIAL WORLD FLOW


Nama                :    Mirnawati
Npm                 :   14210418
Kelas                :   3 EA 12
Mata Kuliah       :   Komp Lembaga Keu Perbankan
Dosen               :  DR. PRIHANTORO,SE,MM


FINANCIAL WORLD FLOW
Maksud dari Financial World Flow sendiri adalah Aliran Keuangan Dunia,maksudnya bagaimana di dunia ini,perputaran keuangannya,darimana uang itu berasal,kepada siapa,dan digunakan untuk apa,lalu kembali lagi ke awal,dengan kata lain disebut Perputaran.

Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.oleh karena itu pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Di dalam msyarakat terdapat orang memiliki dana lebih (A) dan orang yang yang membutuhkan dana (B). Bila ingin terjadinya suatu pinjam meminjam harus lah memenuhi 2 faktor yaitu :
1.       Kenal &
2.      Tersedianya dana yang di butuhkan

Bila antara (A) dan (B) tidak saling kenal maka tidak akan terjadi proses meminjam, begitu pula bila dana yang di butuhkan tidak tersedia maka tidak akan terjadinya meminjam.
Maka di adakanya Bank sebagai perantara antara (A) dan (B) untuk dapat meinjam tanpa harus adanya factor kenal. Masyarakat yang memiliki dana lebih akan mnyimpankan uangnya di bank dengan tujuan agar mendapatkan bunga tabungan dan terciptanya rasa aman menabung uang di bank.
Bank tersebut akan memutarkan dana nasabah yang menabung ke bank guna mendapatkan penghasilan, dengan cara dana (A(i1)  masyarakat yang menabungkan uang ke bank di pinajmkan pada (B( i2) yang membutuhkan uang, dengan memberikan bunga lebih besar agar dapat membayar bunga ke pada (A) dan dapat keuntungan bank dengan meminjamkan dana maka (i2<i1).
Dana masyarakat yang di tabungkan di bank di bagi menjadi 3 :
1.       Saving deposit = tabungan
2.      Demand = giro
3.      Time = deposito.

Adapun cara lain mempertemukan antara (A) dan(B) selain melalui bank yaitu dengan capital market (i3). Capital market terbagi menjadi 2 :
1.       Saham
2.      Obligasi

Saham ;

Dengan (A) yang membutuhkan dana maka menjual saham kepada (B) pemilik modal dengan bagi hasil berupa deviden dan capital again
Deviden adalah Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham.
Obligasi

Surat hutang dengan mendapat keuntungan di sebut dengan diskonto.
Pada saat tahun 1990n terjadinya bermunculan bank bank di Indonesia sebesar 40%. Banyaknya bank di Indonesia membuat bank mencari cara mendapatkan (B) yank membutuhkan dana pinjaman maka bank membentuk perusahan lising yang biasanya perupa elektronik maupun kendaraan.
Maka seorang (B) yang tak memiliki dana dapat memiliki benda yang di inginkan dengan cara pembayaran di cicil kepada peruahaan lising (i3). Dengan begitu sama saja kita membeli melalui kredit bank ( i3 > i1).
Untuk memperkecil resiko kerugian prusahaan liesing bekerjasama dengan asuransi(1),(2),(3).

Contoh :
bila perusahaaan liesing menkreditkan barang dengan nilai 100jta maka untuk mengatasi resiko kerugian , maka perusahaan mengikuti asuransi (1) tetapi asuransi pertama memiliki batas pembayaran asuransi  missal 30jta. Maka perusahaan liesing masih membutuhkan 70jta untuk menutupi resiko kerugian maka perusahan mengikuti lagi asuransi ke (2) dengan batas pembayaran 30jta, dengan mengikuti 2 asuransi seperti ini di sebut reasuransi.  karna masih membutuhkan 40jta maka perusahaan mengikuti asuransi ke (3) agar dapat menutupi resiko kerugian, tetapi jarang ada asuransi ke (3) di Indonesia biasanya asuransi ke (3)ini  berada di luar negri. Dengan mengikuti 3 asuransi ini di sebut rertrosessi.
Asuransi agar dapat membayar kepada perusahan liesing dan mendapat keuntungan maka cicilan pembayaran perusahaan liesing di kumpulkan lalu di putar di gunakan di pasar saham, karna pasar saham dapat memberikan keuntungan dengan singkat yang berupa deviden dan capital gain itu terjadi pada asuransi pertama dan ke dua.
Untuk asuransi ke (3) yang berada di luar negri biasanya mencari keuntungan dengan membentuk perusahaan di Negara setempat. Dengan membentuk perusahaan, asuransi ke 3 membeli saham dengan tujuan menggeser kepemilikan perusahaan dengan membeli 60% saham.
http://rizkyrenanda.blogspot.com/2012/03/financial-world-flow.html

Minggu, 17 Maret 2013

Salah Nalar


Salah Nalar

Materi untuk tugas softskill kali ini adalah tentang Salah Nalar. Ada dua kata yaitu Salah dan Nalar. Salah bisa berarti keliru atau tidak benar dan Nalar adalah suatu gagasan atau proses berpikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Jadi jika kedua kata ini disambung, maka Salah nalar (reasioning atau logical fallacy) dapat diartikan sebagai gagasan, perkiraan, kepercayaan, atau kesimpulan yang keliru.

Untuk Mahasiswa, Matematika merupakan mata kuliah yang terpenting. Tanpa menguasai Matematika mahasiswa tidak mungkin menguasai mata kuliah lain, akuntansi misalnya, dengan baik. Pernyataan tersebut tidak tepat. Matematika bukanlah tolok ukur mahasiswa bisa menguasai matakuliah lain atau tidak.

Salah Nalar terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Kesalahan ini bisa terjadi secara tidak sadar karena kelelahan atau memang karena kondisi mental yang kurang menyenangkan. Ada juga kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan.

Berikut akan kami jelaskan mengenai macam-macam salah nalar :

1. Deduksi yang salah : kesimpulan yang salah dalam silogisme yang salah satu premisnya tidak memenuhi syarat. Kesimpulan yang salahakan mengarahkan seseorang untuk mengumpulkan fakta yang salah. Akibatnya tulisan yang disusun pasti salah pula. Misalnya: Pengiriman manusia ke bulan hanya penghamburan. ( Premisnya: Semua eksperimen ke angkasa luar hanya penghamburan).
Kalau Listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas
Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu

2. Generalisasi yang terlalu luas : disebut juga induksi yang salah karena jumlah percontohannya tidak memadai.
Misalnya : Orang Indonesia malas tetapi ramah. (Orang Indonesia ada   yang malas dan ada juga yang tidak ramah).  
Setiap orang yang telah mengikuti Seminar P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati

3. Pemikiran “Atau ini” dan “Atau itu” : berpangkal pada keinginan untuk melihat masalah yang rumit dari dua sudut pandang saja.
Misalnya : Petani harus bersekolah supaya terampil. (Apakah untuk   menjadi terampil kita selalu harus bersekolah?)

4. Salah nilai atas penyebab : generalisasi induktif disusun berdasarkan pengamatan sebab dan akibat, tapi kita kadang tidak menilai sebab suatu peristiwa atau hasil dengan teliti.
Misalnya : Swie King jadi juara karena doa kita. (Lawan Swie King tentu   juga didoakan para pendukungnya).

5. Analogi yang salah : analogi adalah usaha perbandingan dan merupakan upaya yang berguna untuk mengembangkan perenggang. Akan tetapi analogi tidak membuktikan apa-apa dan analogi yang salah dapat mnyesatkan logika. Misalnya : Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi. (Universitas itu bukan tentara dengan disiplin tentara).
Andi adalah lulusan Universitas Trisakti namun ia tidak dapat menyelesaikan tugas kantornya dengan baik.

6. Penyampaian masalah : penilaian terhadap suatu masalah bisa mengandung salah nalar apabila dilatorbelakangi oleh suatu sikap penolakan terhadap pendapat lain namun tanpa didukung oleh argumentasi yang logis. Misalnya : Program Keluarga Berencana tidak perlu karena tanah di Kalimantan masih kosong (Manusia tidak bisa hidup dengan hanya memiliki tanah).

7. Pembenaran masalah lewat pokok sampingan : salah nalar muncul jika argumentasi menggunakan pokok-pokok pikiran yang tidak langsung atau hal yang remeh temeh untuk membenarkan pendiriannya. Misalnya : Saya boleh berkorupsi karena orang lain berkorupsi juga. (Korupsi dihalalkan karena banyaknya korupsi dimana-mana).

8. Argumentasi Ad Hominem : terjadi jika kita dalam argumentasi melawan orangnya buka masalahnya. Misalnya: Ia tidak mungkin pemimpin yang baik karena kekayaannya berlimpah. (Yang dipersoalkan bukan kepemimpinannya)

9. Imbauan pada keahlian yang patut disangsikan : jika wartawan menemukan narasumber yang mengandalkan pihak lain untuk membenarkan pendapatnya sendiri.
Misalnya : kita mengutip pendapat bintang film tentang pengembangan demokrasi

10. Non sequitur : salah nalar ini mengambil kesimpulan berdasar premis yang tidak ada sangkut pautnya.
Misalnya : Partai Rakyat Madani paling banyak cendekiawannya; karena itu usul-usulnya paling bermutu. (Tidak ada korelasi antara kecendekiaan dan kepandaian merumuskan usul).

Sumber :
http://kuliahbahasaindonesia.blogspot.com/2009/12/penyebab-salah-nalar.html  11/3/2013

Nama Kelompok :
  1. Mirnawati / Npm :  14210418
  1. Magdalena Elistika NB / Npm :14210172